>
>
>
>
Neraca Perdagangan Indonesia Surplus, Optimalkan Investasi di Tengah Tantangan Global
Neraca perdagangan Indonesia Surplus 53 bulan beruntun, konsistensi tren surplus ini merupakan kabar yang baik, membuktikan daya tahan ekonomi kita di tengah stagnasi ekonomi global. Kinerja neraca perdagangan juga mencerminkan ekonomi Indonesia menunjukkan hasil positif. Ini adalah sinyal positif bagi strategi diversifikasi kekayaan Anda, memberikan dasar yang solid untuk mengoptimalkan pertumbuhan aset di masa depan. Simak lebih lanjut beberapa pembaruan kondisi pasar global dan domestik yang bisa membantu Anda mengambil keputusan investasi yang lebih cerdas.
Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja melaporkan bahwa neraca perdagangan barang Indonesia mencatat surplus sebesar $3,26 miliar pada September 2024. Ini menandakan keberhasilan Indonesia dalam mempertahankan tren surplus neraca dagang selama 53 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan alias BI rate pada level 6% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung selama 15-16 Oktober 2024. berbeda dari bulan sebelumnya yang turun sebesar 25 bps. BI juga memutuskan suku bunga Deposit Facility juga dipangkas menjadi 5,25%, dan suku bunga Lending Facility menjadi 6,75%.
Dengan surplus yang terus berlanjut, Indonesia menunjukkan daya saing yang kuat dalam perdagangan internasional.
Nilai tukar Rupiah melemah sebesar 23 poin atau 0,15% menjadi Rp 15.588/US$ pada penutupan 15 Oktober. Pelemahan ini terjadi meskipun neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus selama 53 bulan berturut-turut.
Sentimen luar, termasuk data ekonomi AS yang tetap tangguh serta persoalan geopolitik di Timur Tengah, turut mempengaruhi pergerakan Rupiah. **Indeks Dolar (DXY) naik sebesar +0,01% ke level 103,22.
Bursa Tiongkok memulai dengan hati-hati setelah pengarahan dari Kementerian Keuangan Tiongkok tidak memberikan detail yang diharapkan terkait besaran stimulus dan insentif untuk mendukung konsumsi. Meskipun pemerintah mengindikasikan ruang untuk meningkatkan belanja, penerbitan obligasi khusus hingga
6 triliun yuan ($850 miliar) dalam tiga tahun ke depan belum cukup untuk meredakan kekhawatiran pasar. Data perdagangan dan angka pinjaman baru pada September tidak memenuhi ekspektasi, sehingga meningkatkan kekhawatiran bahwa Tiongkok mungkin gagal mencapai target pertumbuhan 5% dan menghadapi tekanan deflasi, dengan inflasi tahunan turun menjadi 0,4% Yoy di September dari sebelumnya 0.6% Yoy.
Pengaruh stimulus Tiongkok serta kebijakan moneter Indonesia menuntut kita untuk cermat dalam mengelola dana dan memanfaatkan peluang dari perubahan nilai tukar serta fluktuasi pasar aset untuk memastikan portofolio tetap seimbang dan terjaga dari risiko volatilitas.
Sebagai langkah antisipasi terhadap dampak kebijakan ekonomi global dan domestik yang dapat mempengaruhi arus investasi, suku bunga, serta nilai tukar, Bank Nobu menawarkan fleksibilitas dan strategi diversifikasi. Dengan pendekatan ini, Anda dapat menghadapi situasi wait and see saat ini sembari memaksimalkan imbal hasil dan potensi cuan:
Jaga likuiditas Anda sambil tetap memperoleh return optimal dengan strategi diversifikasi deposito yang fleksibel sesuai kebutuhan.
Return Optimal dalam USD: Manfaatkan peluang penempatan mudah menggunakan Rupiah, namun tetap mendapatkan return dalam USD yang lebih stabil di tengah fluktuasi pasar.
Solusi yang menawarkan berbagai paket perjalanan menarik dengan penempatan dana yang fleksibel. Dengan setoran awal yang bervariasi, program ini memberikan imbal hasil yang menarik dan kesempatan untuk menjelajahi destinasi impian
Informasi atau rangkuman dari PT Bank Nationalnobu Tbk akan selalu diperbaharui setiap minggunya. Informasi ini hanya sebagai salah satu sumber informasi bukan sebagai rekomendasi untuk menawarkan pembelian efek, komoditas atau produk Investasi lainnya atau untuk melakukan perjanjian Investasi dan atau valuta asing. PT Bank Nationalnobu Tbk tidak bertanggung jawab dan tidak menjamin atas isi, keakuratan ataupun kelengkapan informasi maupun waktu atau menyatakan bahwa informasi ini dapat diandalkan dengan alasan apapun. Informasi atau rangkuman yang tercantum diperoleh dari sumber dibawah ini.
Sumber: CNBC, Bisnis Indonesia, Kontan, Bloomberg, Trading economics, Bank Indonesia
Belum punya nobu Go? Download sekarang!
Anda akan menerima informasi mengenai berita terbaru dan juga berbagai penawaran promo menarik Bank NOBU langsung melalui e-mail Anda.
SELESAI